Berita / Ceramah

Bagaimana Merubah Nasib Menurut Dhamma


Puja Bakti Umum
Minggu, 21 April 2019
Vihara Sasana Subhasita
Sharing Dhamma: Rmi. Limajatini
Tema Dhamma: Bagaimana Merubah Nasib menurut Dhamma


Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa..(3x)

Seorang bijaksana yang memberikan kebahagiaan kepada orang lain akan berbahagia di dalam kehidupan ini.

Kata 'nasib' sering dikonotasikan dengan hal kurang baik yang dialami. Lalu bagaimana dengan hal-hal baik yang dialami? Apakah juga dikatakan nasib? Nasib baik?

Banyak orang mempertanyakan: Apakah nasib saya bisa berubah??

Saya sudah banyak melakukan kebajikan; saya sudah banyak berdana, membantu orang, tidak pernah berbuat jahat; tetapi mengapa saya begini-begini saja? Mengapa saya masih sakit-sakitan? Mengapa usaha saya belum maju? Mengapa saya belum dapat jodoh? Mengapa saya belum memiliki anak? Mengapa saya belum naik jabatan?
Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang dilontarkan.

Agama Buddha melihat kehidupan ini tidaklah kekal, selalu berubah. Dengan demikian, memang benar bahwa nasib seseorang pun dapat berubah. Nasib sesungguhnya adalah merupakan kumpulan buah perbuatan baik maupun buruk yang pernah kita lakukan.
Kita sudah hidup berulang kali tak terhitung di samsara ini yang kita tidak pernah tau apa yang telah pernah kita lakukan yang mungkin akan berbuah dikehidupan kita saat ini. Tidak hanya terbatas pada perbuatan kita di kehidupan lampau, tapi juga apa yang kita lakukan saat ini akan menjadi kehidupan lampau kita beberapa saat kemudian.

Hari ini kita datang ke Vihara maka banyak sekali tabungan karma baik yang kita lakukan. Pujabakti, membaca Paritta, meditasi, mendengarkan Dhamma, menghormat yang patut dihormat; itu adalah timbunan jasa kebajikan. Oleh karena itu hendaknya kita semangat untuk terus mengulang kebajikan ini dan menjadikannya sebagai kebiasaan. Jadikan Vihara sebagai tempat bagi kita untuk memupuk, menambah, menjadi ladang kebajikan untuk menabung karma baik.

Video inspiratif tentang kisah seorang atlet ; bagaimana merubah mindset / pola pikir mengatasi keadaan buruk yang menimpa dan bangkit kembali.

https://youtu.be/P0IbqscIPjY

Setiap kali kudengar riuhnya tepuk tangan, aku tau aku telah maju selangkah lagi, meskipun aku pernah tidak dapat berdiri…
'Jalanku berbeda denganmu, tangisanku berbeda denganmu, setiap orang mempunyai kemampuan untuk menaklukkan rintangan.
Airmataku berbeda denganmu, penderitaanku berbeda denganmu, hidup dibawah langit yang sama, berbeda nasib namun memiliki perasaaan yang sama.
Tidak perlu larut dalam penderitaan, kuatkan dirimu dan berjalanlah ke depan.
Katakan pada dirimu sendiri “Saya bukanlah tak berguna”.
Setiap orang adalah pemenang. Jangan selalu merasa ragu untuk melangkah.
Teruslah berjuang untuk merubah nasib. Janganlah menunggu untuk meraih masa depan.
Setiap orang adalah pemenang. Rahasia kesuksesan adalah keuletan. Mengerahkan segala kemampuan dengan segenap hati.
Menjadi yang terbaik adalah hak setiap orang. Jangan takut apabila menemui jalan terjal.
Apabila ada setitik harapan dihadapanku, kan ku perjuangkan dengan seluruh kemampuanku.
Tanganku berbeda denganmu. Mulutku berbeda denganmu. Dengan tekadmu, segala halangan dan rintangan akan dapat kau lalui.’
Dulu..aku sama seperti mereka; Sekarang..kamu ingin menjadi sepertiku.

Setiap orang dapat menjadi yang terbaik. Apapun kondisi kita saat ini, bagaimana kita mencari solusi atas kondisi yang terjadi.

Sang Buddha mengajarkan Hukum Kamma:
“Sesuai dengan benih yang ditabur, begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebajikan akan mendapatkan kebajikan dan pembuat kejahatan akan menerima kejahatan pula. Taburlah olehmu biji-biji benih dan engkau pulalah yang akan memetik buah-buah dari padanya”
(Samyutta Nikaya I, 227)

Dengan meyakini bahwa apapun yang terjadi pada diri kita adalah merupakan buah dari karma yang kita lakukan, akan membuat kita lebih tenang, lebih bisa menerima. Buah karma dapat berbuah kapan saja, dapat berbuah bertubi-tubi, dapat berbuah bersamaan.

APAKAH KARMA ITU??
"O, Para Bhikkhu.. KEHENDAK (Cetana) itulah yang Ku-sebut KARMA.
Setelah timbul kehendak dalam pikirannya, seseorang akan melakukan karma melalui pikiran (mano) dan atau perkataan (vacci) dan atau perbuatan (kaya)"
(Anguttara Nikaya III : 415)

Dalam Majhima Nikaya 135 :
Semua makhluk adalah:
Pemilik karmanya sendiri - Kammassakā
Pewaris karmanya sendiri - Kammadāyādā
Lahir dari karmanya sendiri - Kammayonī
Berhubungan dengan karmanya sendiri - Kammabandhū
Terlindung oleh karmanya sendiri - Kammapaṭisaraṇā
Perbuatan menentukan apakah seseorang itu hina atau mulia.

Visuddhi Magga 601; cara kerja karma dibagi menjadi:
1. Karma yang menyebabkan kelahiran
Terlahir menjadi seorang pria atau wanita, terlahir di Indonesia adalah hasil kerja karma yang melahirkan berdasarkan timbunan karma baik maupun buruk yang dimilikinya.

2. Karma yang mendukung buah karma yang sedang dialami
Terlahir sebagai manusia mempunyai bentuk tubuh indah, sehat, ganteng / cantik, dan sempurna maka karma baik yang mendukung memberikan nilai tambah lagi yaitu, misalnya ia lahir dalam keluarga kaya raya, keturunan yang terhormat.

3. Karma yang mengurangi buah karma yang sedang dialami
Terlahir sebagai manusia tetapi memiliki tubuh cacat. Karma baik terlahir sebagai manusia namun ada karma buruknya yang berbuah mengurangi buah karma baiknya yaitu dengan terlahir cacat.

4. Karma yang memotong karma yang menyebabkan kelahiran
Terlahir sempurna, ganteng / cantik, kaya, terhormat tetapi karena tidak menjaga sila sering mabuk sehingga mengalami kecelakaan. Jadi karma buruk nya memotong karma baiknya.

Ada 4 hal yang dapat membawa seseorang ke arah kemajuan materi maupun mental:
1. Paṭirūpadesavāso (pandai memilih tempat yang sesuai)
2. Sapurisa Upassaya (berhati-hati dalam memilih teman bisnis / bergaul)
3. Attasammāpaṇidhi (berusaha mempunyai kemampuan / keterampilan)
4. Pubbekatapuññatā (mempunyai simpanan kebajikan ddari kehidupan lampau)

Cara merubah karma buruk / nasib:
- mempunyai keyakinan yang kuat / saddha
- menjaga sila
- melatih meditasi / bhavana
- mambaca paritta
- melepaskan makhluk hidup
- Aṭṭhasīlā
- menolong yatim piatu
- mengunjungi panti jompo
- mengunjungi panti asuhan
- mencetak buku-buku Dhamma
- mencatat kebajikan yang sudah dilakukan

3 cara menanam bibit yang benar:
1. Cetana
Niat / kehendak dan pikiran yang mendahului sebelum berbuat jasa tersebut. Sebelum berdana ada niat, saat berdana senang melakukannya dan setelah berdana senang telah melakukan berdana.

2. Vatthu
Barang yang didanakan hendaknya di dapat dengan cara benar

3. Puggala
Penerima dana hendaknya orang yang mempunyai moral yang baik. Dana kepada siapa saja bahkan ke hewan tetap suatu kebajikan namun penerima dana mempunyai sila yang makin tinggi akan semakin baik jasa kebajikannya.

Batin & Jasmani diibaratkan gelas kosong.
Karma Baik ibarat air.
Karma Buruk ibarat garam.

Ketika kita lahir, batin & jasmani / gelas ini telah terisi air dan garam yang porsinya kurang lebih seimbang.
Hingga pada akhirnya saat kematian datang apakah 'gelas' ini akan berisi 'banyak air dengan sedikit garam' ataukah sebaliknya 'sedikit air dengan banyak garam'.
Kita sendirilah yang menentukan.

Dhammapada 122:
'Jangan menganggap remeh kebajikan dengan berkata: "hal ini tidak akan berguna bagiku" bahkan dengan jatuhnya tetes demi tetes, seguci air akan penuh seperti halnya orang bijaksana, mengumpulkan sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kebajikan'

Jaga PIKIRAN; pikiran akan menjadi PERKATAAN
Jaga PERKATAAN; perkataan akan menjadi PERBUATAN
Jaga PERBUATAN; perbuatan akan menjadi KEBIASAAN
Jaga KEBIASAAN; kebiasaan akan menjadi WATAK
Jaga WATAK; watak akan menjadi NASIB.

Semoga bermanfaat.
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā..
Semoga semua makhluk berbahagia

Ditulis & Dirangkum oleh: Lij Lij




Related Postview all

Pattidana Vihara Sasana Subhasita 13 April 2019

access_time24 April 2019 - 00:34:13 WIB pageview 9173 views

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa. (3x) Idaṁ vo ñātinaṁ hotu.Sukhitā hontu ñātayo. Melakukan upacara Pattidana merupakan kebajikan. Upacara Pattidana ... [Selengkapnya]

Manajemen Diri Buddhis

access_time22 April 2019 - 00:02:01 WIB pageview 8187 views

Tema "Manajemen Diri Buddhis" ini diambil dari buku terbaru Rm. Toni Yoyo. Pada kesempatan ini hadir bersama dengan Bp. Teguh Taslim. Kutipan Tripitaka berikut ini untuk mengingatkan kita ... [Selengkapnya]

Ceng Beng dari Sudut Dhamma

access_time15 April 2019 - 13:32:19 WIB pageview 8336 views

Mengawali sharing Dhamma pagi ini dengan Dhammagita membuat kita semua menjadi rileks dan bersemangat untuk mendengarkan Dhamma. Dalam syair lagu Avijja tertulis lyric "berbahagia hidup di ... [Selengkapnya]

Menyadari Fenomena Kehidupan

access_time06 April 2019 - 11:36:26 WIB pageview 8118 views

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa. (3x) Banyak sekali di dalam kehidupan ini, tanpa kita sadari kita melakukan hal-hal yang salah. Kenapa? Karena kita tidak memiliki ... [Selengkapnya]

Revolusi Mental di Era Milenial Ala Buddhis

access_time01 April 2019 - 13:40:27 WIB pageview 7801 views

Host Dr. Drs. Ponijan Liaw, M.Pd., CPS® -Komunikator No. 1 Asia membuka acara talk show bertemakan Revolusi Mental di Era Milenial ala Buddhis dengan mengemukakan teori mengenai ... [Selengkapnya]

menu SASANA SUBHASITA
menu