Berita / Ceramah

Menyadari Fenomena Kehidupan


Puja Bakti Umum
Minggu, 31 Maret 2019
Vihara Sasana Subhasita
Sharing Dhamma: Pmd. Herry Kwe, SE., CPS
Tema Dhamma: Menyadari Fenomena Kehidupan
Perhatian Benar (Samma-Sati)


Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa. (3x)

Banyak sekali di dalam kehidupan ini, tanpa kita sadari kita melakukan hal-hal yang salah. Kenapa? Karena kita tidak memiliki perhatian yang benar. Karena kita tidak memiliki Samma-Sati.

Ketika bencana gempa di Lombok beberapa waktu lalu, ada oknum tidak bertanggung jawab memanfaatkan kesempatan untuk menjarah dan membuat kerusuhan ditengah kesusahan orang lain. Melihat berita-berita / video yang beredar luas di media sosial, tanpa sadar kita memaki / menghujat para pelaku yang padahal kita sendiri tidak kenal.

Pernahkah kita menyadari mengapa terjadi hal demikian? Mengapa dikala para korban bencana menderita, dikala orang-orang susah, oknum-oknum malah mencari kesempatan dan malah berbuat yang buruk. Semua ada sebabnya. Kalau kita berfikir secara negatif maka kita akan menghujat mereka. Tetapi jika kita introspeksi melihat ke dalam diri kita maka kita akan melihat bahwa inilah kita sebagai manusia; manusia yang lemah dengan nafsu keinginan; yang lemah dengan ketakutan. Manusia yang rentan oleh rasa takut atas segala sesuatu yang terjadi.

Ketika kita marah / menghujat orang lain, sebenarnya yang menderita itu siapa? Apakah yang menderita adalah orang yang kita hujat? Orang yang belum tentu kenal dengan kita; atau diri kita sendiri yang menderita? Apalagi saat ini tren tahun politik tahun pesta rakyat. Perbedaan pilihan mengakibatkan tidak saling tanya, musuh-musuhan, tidak saling tegur bahkan suami istri sekalipun.

Mengapa demikian? Karena tidak ada perhatian benar, tidak ada kesadaran di dalam diri kita, tidak menyadari fenomena yang terjadi yang sesungguhnya. Apakah fenomena yang kita lihat ini benar atau tidak. Apakah fenomena ini sebabnya karena diri kita ataukah karena sebab yang lain.

SIAPA KITA??
Kita adalah PANCA KHANDA. Kita hanyalah 5 gugusan pembentuk; 5 kemelekatan yang menjadi sumber penderitaan.
Yaitu terdiri dari:
1. Badan Jasmani
Tubuh kita ujung rambut sampai ujung kaki selalu menjadi sumber penyakit, semua menimbulkan kotoran.
2. Perasaan
Begitu melihat sesuatu yang kita suka timbul perasaan suka; begitu mendengar sesuatu yang kurang baik timbul perasaan khawatir / takut; begitu dijanjikan sesuatu yang bagus timbul perasaan senang tetapi begitu kenyataan tidak sesuai dengan yang dijanjikan perasaan berubah menjadi menderita.
3. Pikiran
Pikiran selalu berubah-ubah. Melihat yang jelek langsung timbul pikiran jelek. Melihat yang bagus timbul pikiran yang bagus.
4. Bathin
Ketika pikiran bagus muncul kemudian timbul nafsu keinginan saya ingin punya, saya ingin memiliki.
5. Kesadaran
Inilah yang akan dibahas lebih mendalam pada kesempatan ini. Bagaimana kita menimbulkan kesadaran dalam hidup kita, dalam menghadapi fenomena kehidupan.

SEBAB PENDERITAAN
Kita semua tahu bahwa sebab penderitaan adalah TANHA (nafsu keinginan). Tidak dapat membedakan mana yang menjadi kebutuhan mana yang menjadi nafsu keinginan.
Tanha ini timbulkan karena siapa? Tanha ini ada dimana? Tanha ada dalam diri kita masing-masing. Di dalam diri kita sendiri ada nafsu keinginan. Keinginan untuk lebih, keinginan untuk memilih, keinginan untuk memiliki, keinginan untuk dilahirkan kembali. Bahkan tanpa kita sadari kita memiliki keinginan bagaimana menjelang kematian; ingin mati pas waktu tidur saja jadi tidak pakai sakit-sakit lagi, ingin mati tanpa menyusahkan anak, kalau bisa setelah mendengarkan Dhamma sehingga terlahir di alam yang baik, dan masih banyak keinginan-keinginan lainnya.

Nafsu-nafsu keinginan ini timbul karena Vipallasa, karena persepsi-persepsi yang salah. Persepsi yang salah tentang:
1. Anicca
Anicca Nicca Sannino - Melihat sesuatu yang tidak kekal dianggap kekal.
Badan jasmani manusia jelas tidak kekal, pasti akan keriput, pasti akan berubah. Tapi ketika rambut mulai beruban minta dicabut, minta disemir; ketika kulit mulai keriput ditutupi dengan make up atau bahkan dioperasi tarik sana sini; karena tidak dapat menerima bahwa kita menjadi tua, karena nafsu keinginan, karena kita memiliki persepsi yang salah; karena merasa bahwa badan jasmani ini adalah kekal yang sesungguhnya tidak kekal.

2. Dukkha
Dukkha Sukha Sannino - Melihat sesuatu yang menderita dianggap bahagia.
Mengapa ada orang yang suka minum minuman keras / mengkonsumsi obat-obatan? Karena merasa itu kebahagiaan; karena dia menemukan kebahagiaan disitu. Tetapi sesungguhnya itu adalah pandangan yang salah, perasaan yang salah, ternyata itu hanyalah suatu nafsu keinginan untuk mencari kebahagiaan, untuk mendapatkan kebahagiaan. Saya kalau punya mobil mewah pasti bahagia; padahal itu adalah nafsu keinginan; padahal begitu punya mobil mewah untuk bayar pajak nya saja susah. Karena menganggap kemewahan yang dimiliki sebagai suatu kebahagiaan; sesungguhnya adalah penderitaan.

3. Anatta
Bahwa kita ini mutlak, bahwa kita ini abadi, roh kita akan selalu ikut kita, semua yang kita miliki kekal adanya, selalu menjadi diri kita. Punya anak merasa anak selamanya menjadi milik kita; punya suami / istri selamanya pasti akan milik kita. Merasa semuanya adalah milikku, semuanya adalah aku. Ini milikku ini aku; semuanya tidak akan lepas. Begitu sesuatu terjadi kepada anak, kepada suami / istri, terhadap diri kita; langsung menderita.

4. Asubha
Asubhe Subha Sannino - Melihat sesuatu yang tidak indah dianggap indah.
Melihat suami / istri orang lain, melihat mantan, melihat artis cantik / aktor ganteng sebagai sesuatu yang indah. Padahal yang cantik / ganteng itu kalau kita buka kulitnya maka isinya hanyalah kotoran, tulang belulang, daging. Hanya ada sampah di dalam diri kita, tetapi sering kali yang dilihat adalah keindahan.

Inilah Vipallasa – kita sering memiliki persepsi yang salah; yang penting gaya; yang penting dilihat hebat; karena ada nafsu keinginan di dalam diri kita, karena kita berjuang mencari kebahagiaan bukan membuat kebahagiaan bagi diri kita sendiri. Kebahagiaan itu tidak harus kita cari tidak harus kita dapatkan melainkan haruslah kita ciptakan sendiri, bukan berharap dari orang lain, bukan berharap dari benda lain atau asset yang lain. Kita adalah pembuat rakit-rakit rumah kita sendiri.

Sering kali kita melihat fenomena kehidupan tanpa perhatian yang benar. Merasa ini bahagia, merasa ini baik langsung serakah, langsung komentar; kita tidak memiliki perhatian, tidak berfikir ulang dahulu apa sebabnya - mengapa terjadi demikian - apa solusinya – apakah ini akan membawa kebahagiaan bagi diri saya - apakah ini akan membawa kebahagiaan bagi orang lain?? Kita tidak pernah memperhatikannya. Yang penting bahagianya sekarang; setelah selesai ternyata banyak yang menderita. Itulah sering kali kita salah persepsi.

Oleh karena itu kita perlu belajar yang namanya perhatian benar (Samma-Sati) sebagai jalan menuju lenyapnya Dukkha dengan mengatasi Vipallasa.
Sati adalah kesadaran, ingatan; mengingat yang sudah terjadi, mengingat yang terjadi dalam diri kita. Begitu melihat sesuatu, perasaan kita berubah, pikiran ikut, kita perhatikan kenapa perasaan ini menderita, perasaan timbul karena panca indera kita.

Perhatian terhadap jasmani, perasaan, bathin dan pikiran; inilah yang menjadi objek kita dalam meditasi Vipassana. Perlu mengamati fenomena-fenomena yang terjadi, mengamati segala perubahan-perubahan, mengamati pergerakan apa yang kita lihat, yang kita dengar, yang kita rasakan. Menyadari setiap kejadian apapun yang terjadi. Ketika kesadaran ini sudah timbul dalam diri kita maka kita tidak akan berlebihan dan tidak terikat dengan kemelekatan (upadana) terhadap apapun.
Vipassana sebagai jalan untuk melenyapkan kekotoran bathin di dalam diri kita; untuk mencapai pandangan terang.
Vipassana dapat dilakukan setiap saat, tidak harus hanya duduk bermeditasi. Dengan menyadari mencerap apa yang terjadi di dalam bathin kita maka kita telah melakukan Vipassana. Saat kita bicara, saat kita melangkah, bergerak melakukan aktifitas apapun kita sadari itulah vipassana. Saat kita menderita kita menyadari kenapa saya menderita – karena saya tidak suka dengan sesuatu maka saya menderita; itulah Vipassana. Jika kita menyadari sepenuhnya fenomena-fenomena yang terjadi maka kita akan dapat membentuk kebahagiaan dalam diri kita. Melihat ke dalam diri kita sendiri.

Sudut pandang berbeda bukan menjadi halangan bagi kita untuk berbuat baik. Kebahagiaan kita bukan karena penilaian orang lain.

FUNGSI KESADARAN
Mengapa kita harus belajar kesadaran??
-      Memahami mana yang baik dan buruk (sampajanna)
Melihat apapun kita tidak salah persepsi
-      Menyeimbangkan kondisi bathin
Bathin akan upekkha / tenang seimbang
-      Mengatasi semua kondisi
Menghadapi kondisi kehilangan, kematian, kebahagiaan, penderitaan tetap sadar tidak lari dari kenyataan

Sebab penderitaan adalah karena Tanha. Tanha timbul karena Vipallasa. Vipallasa dapat dilenyapkan dengan Vipassana. Dengan kesadaran kita mulai memahami Cattari Ariya Saccani – 4 Kesunyataan Mulia bahwa hidup ini adalah penderitaan, penderitaan ini ada sebabnya, penderitaan ini dapat kita lenyapkan, dan ada jalan menuju lenyapnya penderitaan.

Demikian yang bisa didokumentasikan.
Mohon maaf jika ada kesalahan pendengaran dan pemahaman.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Sabbe sattā bhavantu sukhitattā
Semoga semua makhluk berbahagia
Sādhu, sādhu, sādhu

 

Dirangkum dan ditulis oleh: Lij Lij




Related Postview all

Revolusi Mental di Era Milenial Ala Buddhis

access_time01 April 2019 - 13:40:27 WIB pageview 7830 views

Host Dr. Drs. Ponijan Liaw, M.Pd., CPS® -Komunikator No. 1 Asia membuka acara talk show bertemakan Revolusi Mental di Era Milenial ala Buddhis dengan mengemukakan teori mengenai ... [Selengkapnya]

Membangun Tekad dan Keyakinan kepada Buddha Dhamma

access_time26 Maret 2019 - 00:37:24 WIB pageview 9507 views

Moderator Rm. Dharmanadi Chandra membuka Dhammatalk yang bertepatan dengan Ulang Tahun Vihara Dharma Ratna yang ke – 27. Dhammatalk yang menghadirkan YM. Bhikkhu Uttamo Mahathera ... [Selengkapnya]

Berkah Kehidupan

access_time24 Maret 2019 - 23:30:12 WIB pageview 7823 views

Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa. (3x)Dhammacāri sukham seti. Seseorang yang hidup sesuai dengan Dhamma akan hidup berbahagia.Merenungkan kembali keberkahan hidup. Jika ... [Selengkapnya]

Change Your Mind, Change Your Health

access_time22 Maret 2019 - 01:35:41 WIB pageview 7554 views

Pembicara kali ini adalah seorang praktisi Family Hypnotherapist yang selama 6 tahun terakhir ini banyak diundang untuk sharing di Vihara-Vihara. Juga berprofesi sebagai Dosen di beberapa ... [Selengkapnya]

Apa itu Keyakinan? Mengapa Kita Harus Yakin?

access_time20 Maret 2019 - 13:00:40 WIB pageview 7944 views

Suatu ketika Sang Buddha berkunjung kesuatu tempat , kemudian beliau didatangi oleh Yakha Alavaka ( Dewa tingkat yg paling rendah ) Yakha Alavaka berkata kepada Buddha , keluarlah petapa ... [Selengkapnya]

menu SASANA SUBHASITA
menu