Mengapa & Bagaimana Kita Bersyukur
Puja Bakti Umum
Minggu, 10 Maret 2019
Vihara Sasana Subhasita
Sharing Dhamma: Randy Tunggeleng
Tema Dhamma:
Mengapa & Bagaimana Kita Bersyukur
Kata syukur bukan kata baru bagi kita, sejak kecil sampai dengan saat ini sering kita mendengar kata ini. Lalu apakah kita mengerti apa makna bersyukur??
Berkenaan dengan hal ini, ada 2 point saja yang akan disampaikan supaya kita dapat mengingat dengan lebih efektif karena semakin banyak materi yang disampaikan akan semakin cepat untuk lupa.
Jika 2 point yang disampaikan ini tidak bisa diingat juga, maka kesalahan bukan pada pembicara š.
2 Point itu adalah :
1. Mengapa harus bersyukur?
2. Bagaimana cara bersyukur?
Dimulai dengan sebuah cerita tentang kisah hidup seorang Raja yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang sangat luas, dihormati dan disegani oleh kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Raja ini memiliki hobi berburu ke hutan. Ketika berburu, Raja tidak pernah sendiri, selalu ditemani asisten / penasehat dan beberapa pengawal.
Di perburuan kali ini, sang Raja mengalami kemalangan. Jari kelingking sang Raja terpotong oleh senjatanya sendiri.
Raja menjadi sangat marah, kesal, sedih meratapi jari kelingkingnya tersebut. Ia merasa menjadi Raja yang cacat.
Kesedihan Raja terus berlangsung. Sang penasehat merasa tidak tega melihat Baginda Raja terus berlarut dalam kesedihan. Penasehat pun memberikan banyak nasehat kepada Raja namun kesedihan Raja tidak kunjung berakhir.
Hingga penasehat memberi 1 nasehat pamungkas yaitu: 'Yang mulia Baginda Raja, apapun yang terjadi pada diri kita patut untuk kita syukuri'
Mendengar nasehat itu, Raja menjadi sangat murka karena merasa bahwa penasehatnya telah kurang ajar menasehatinya seperti itu.
Saat itu juga, penasehat dijebloskan kedalam penjara bawah tanah untuk waktu yang tidak ditentukan.
Waktu pun berlalu. Raja yang masih hobi berburu, pada suatu hari pergi berburu dengan penasehat barunya dan beberapa pengawal. Pada hari berburu itu, Raja kembali mengalami kemalangan. Raja dan para pengawalnya ditangkap oleh suku primitif untuk dipersembahkan kepada Dewa mereka. Ketika sedang dimandikan, ternyata terlihat jari Raja yang tidak lengkap. Melihat hal itu, Raja diusir karena dianggap cacat untuk menjadi persembahan kepada Dewa.
Lolos dari kematian, Raja pun kembali ke kerajaannya dan segera memerintahkan pengawalnya untuk membebaskan penasehat lama yang terkurung di penjara. Penasehat yang dibebaskan tiba-tiba itu bertanya kepada Baginda apa gerangan yang membuat Raja membebaskannya.
Raja baru menyadari maksud dari nasehat yang diberikan penasehatnya itu, Raja baru menyadari mengapa dia harus bersyukur.
Dikarenakan jari cacat, Raja terbebas dari kematian yang mengerikan. Raja berterimakasih kepada penasehat nya itu.
Sang penasehat juga bersyukur dan berterimakasih kepada Raja karena telah memenjarakannya. Jika saja Raja tidak memenjarakannya maka pastilah penasehat juga ikut dalam perburuan hari itu dan menjadi korban suku primitif. Karena penasehat dipenjara maka dia masih bisa hidup hingga hari ini.
Makna yang kita dapatkan dari cerita ini:
1. Seorang Raja yang selamat dari kematian karena jarinya yang cacat.
Punya jari cacat enak tidak? Tidak.
Apa mau coba punya jari cacat? Tidak mau.
Apa sudah pernah punya jari cacat? Belum.
Lalu tau darimana kalau jari cacat tidak enak? Kita cenderung sok tau.
2. Seorang penasehat yang selamat dari kematian karena dipenjara.
Dipenjara enak tidak? Tidak.
Mau coba dipenjara? Tidak mau.
Raja dan penasehatnya; keduanya mensyukuri apa yang telah terjadi kepada dirinya. Raja dapat mensyukuri hidupnya walaupun jarinya cacat. Penasehat dapat mensyukuri hidupnya walaupun harus dipenjara.
Bagaimana dengan kita?? 2 kondisi buruk tersebut tidak kita alami. Kita yang hidup dengan jasmani yang sehat tanpa cacat dan hidup dengan bebas tak terpenjara; sudah sepatutnya kita bersyukur.
MENGAPA KITA HARUS BERSYUKUR
Karena semua yang terjadi pada diri kita sudah merupakan yang TERBAIK untuk kita.
Kata kuncinya adalah: yang TERBAIK.
Hilang jari adalah yang TERBAIK daripada hilang nyawa.
Dipenjara adalah yang TERBAIK daripada hilang nyawa.
Landasan Buddha Dhamma dalam Majjhima Nikaya:
Semua makhluk
Memiliki karmanya sendiri
Mewarisi karmanya sendiri
Lahir dari karmanya sendiri
Berhubungan dengan karmanya sendiri
Terlindung oleh karmanya sendiri.
Apa pun karma yang diperbuatnya
Baik atau pun buruk, itulah yang akan diwarisinya.
Landasan bagi kita untuk bersyukur bahwa apapun yang terjadi pada diri kita adalah sudah karma kita sendiri.
Karena sudah karma sendiri maka adalah karma yang terbaik bagi kita.
Karma kita sendiri jugalah yang melindungi diri kita.
Karma buruk mengakibatkan kehilangan jari, tapi karma baik melindungi lolos dari kematian.
Karma buruk dipenjara, tetapi karma baik lolos dari kematian.
Ketika kejadian buruk terjadi kepada diri kita, janganlah disesali karena pada saat itu juga karma baik kita melindungi.
3 hal yang paling penting yang patut kita syukuri:
1. Terlahir sebagai manusia
Karena sungguh sulit terlahir sebagai manusia. Hanya di alam manusia saja yang dapat menyempurnakan parami untuk menjadi manusia sempurna - SammÄsambuddha.
Sangat sulit terlahir sebagai manusia.
Diibaratkan seekor penyu buta yang tinggal di dasar lautan yang sangat luas; yang setiap 100 tahun sekali muncul kepermukaan laut untuk masukkan kepalanya ke dalam karet gelang; demikian sulitnya untuk terlahir sebagai manusia.
Kita patut bersyukur karena terlahir sebagai manusia.
Kesulitan mencari uang, kesulitan mencari pasangan hidup; apakah lebih sulit dari mencari karet gelang di lautan?
Kita merasa sulit mencari uang karena kita menentukan angkanya. Kita sudah terlahir sebagai manusia maka tidak perlu mengeluh.
Mana yang kita pilih; menjadi manusia yang hidup pas-pas-an atau menjadi kucing kaya raya? Tetap saja kita memilih untuk menjadi manusia. Kita sering lupa bersyukur telah menjadi manusia.
Masih tidak bersyukur? Siapa yang menjamin 'besok' kita masih menjadi manusia. Memang pertumbuhan jumlah manusia semakin bertambah. Namun jumlah yang hampir 8 Milyar manusia didunia tidak sebanding dengan jumlah semut di dunia ini; tidak sebanding dengan jumlah serangga di dunia ini; dan masih banyak lagi spesies hewan di dunia ini. Inilah kenyataan bahwa betapa mudahnya terlahir menjadi binatang.
Betapa beruntungnya terlahir sebagai manusia karena di alam manusia ini kita memiliki kesempatan untuk dapat merealisasi pencerahan.
2. Masih hidup
Kita patut bersyukur karena kita masih hidup dan bisa menjalani kehidupan dengan baik.
Berapa banyak manusia yang sudah meninggal. Berapa banyak manusia yang sudah menjadi mayat. Berapa banyak manusia yang sedang menunggu di kremasi.
Berapa pun kekayaan tidak akan bisa ditukar dengan nafas.
Kita patut bersyukur karena masih sehat.
Berapa banyak mereka yang sedang di ICU, berapa banyak yang terkena kanker, berapa banyak yang harus duduk di kursi roda, berapa banyak yang hidupnya tergantung pada alat medis.
Mengapa kita masih mengeluh capek kerja, capek ngurus anak; bukankah itu berarti kita masih sehat.
3. Dapat berjodoh dengan Buddha Dhamma
Buddha Dhamma adalah hukum alam universal berlaku bagi siapapun.
Dengan mengetahui dan memahami Buddha Dhamma maka hendaknya kita dapat menyikapi hidup dengan baik. Memahami Hukum Kamma dengan baik.
Bersyukur kita masih berjodoh bertemu Buddha Dhamma pada kehidupan ini.
Setia kepada Buddha Dhamma adalah dengan sering-sering praktek Dhamma bukan sekedar mendengar saja. Sehingga pada kehidupan berikutnya kita bisa bertemu / berjodoh kembali dengan Buddha Dhamma.
Kita melakukan fangshen karena kita kenal dengan Buddha Dhamma.
Ketika beda pandangan maka akan beda tindakan, ketika beda tindakan maka beda kamma.
Pergunakanlah kesempatan mengenal Buddha Dhamma, mendengar Buddha Dhamma, mempelajari Buddha Dhamma, memahami Buddha Dhamma, mempraktekkan Buddha Dhamma, dan berhasil dalam praktek Buddha Dhamma; karena 3 Permata (Buddha, Dhamma, Sangha) begitu berharga dan tak bisa dibeli dengan harta apapun; jadi rawatlah jodoh dengan Buddha Dhamma ini dengan sebaik-baiknya.
BAGAIMANA CARA BERSYUKUR
Bukan dengan cara berfoya-foya saat sedang berhasil. Bukan dengan pamer.
Apa yang kita miliki; apa yang kita capai adalah tidak kekal, bisa hilang dalam sekejap:
1. Harta benda
Kekayaan dapat hilang meski dijaga dengan baik dari pencurian manusia; Ketika kita sakit keras, atau terkena bencana kebakaran maka kekayaan bisa lenyap. Banyak orang harus kehilangan hartanya karena sakit; atau kehilangan harta akibat bencana alam, dan lain sebagainya. Maka janganlah Sombong akan Harta
2. Ilmu kepintaran
Segala ilmu dan kepintaran kita bisa hilang ketika tiba-tiba jatuh dan geger otak, ketika pikun; maka ilmu kepintaran akan lenyap. Maka jangan pelit mengajarkan dan berbagi ilmu kita kepada orang lain
3. Wajah rupawan
Wajah rupawan bisa hilang ketika kita menua, atau karena sakit, kecelakaan, tersiram air mendidih, air keras dan lain sebagainya. Maka jangan Sombong dengan wajah rupawan yang dimiliki.
4. Tubuh indah sempurna
Kesempurnaan dan Keindahan Tubuh juga bisa hilang, karena kecelakaan, usia tua, dan sakit,. Maka jangan Sombong dengan Keindahan dan Kesempurnaan Tubuh yang dimiliki.
Masihkah kita sombong? Apa yang perlu kita sombongkan?
Bagaimana cara kita bersyukur?
Adalah dengan berpikir positif dan merasa puas; selalu mencari hal baik dari setiap kejadian yang dialami; dan menerima apapun yang sudah terjadi.
Contoh - pola bersyukur:
1. Masih mudah makan
Suami hendaknya menghargai makanan yang tersedia, terima kenyataan atas keterbatasan keterampilan memasak dari pasangan, ambil hikmahnya positifnya istri masih bisa masak walau single-menu š, positifnya istri masih perduli mau menyiapkan makanan, positifnya istri masih hidup.
Istri juga menghargai suami yang masih memberi nafkah terlepas dari berapapun jumlahnya, positifnya suami masih mau cari uang untuk kita, positifnya suami yang bertanggung jawab kepada keluarga.
2. Masih memiliki keluarga yang utuh
Bersyukur keluarga tidak tercerai-berai. Masih bisa berkumpul bersama, makan bersama, berjuang bersama menciptakan keluarga yang bahagia.
3. Masih memiliki keluarga yang harmonis
Kita selalu mengharapkan kekayaan dan kekayaan tetapi tidak pernah mensyukuri apa yang sudah dimiliki; pasangan hidup yang baik, anak-anak yang baik, dapat berkumpul dalam keluarga yang penuh kehangatan dan kebahagiaan.
4. Ketika kecelakaan
Sesuatu yang buruk yang terjadi kepada kita hendaknya dapat kita terima dengan bijak dan dapat diambil hikmahnya; masih untung hanya luka-luka saja, masih untung tidak geger otak, masih untung tidak patah kaki, masih untung tidak meninggal.
5. Ketika kehilangan barang
Syukur hilangnya tidak tahu kapan dan dimana; bagaimana kalau ditodong orang, bagaimana kalau dirampas dengan kekerasan; bagaimana kalau dibegal, diperkosa,atau bahkan dibunuh serta dimutilasi, dan lain sebagainya yang menjadi sisi baik / hikmah bagi kita walau harus kehilangan.
Terima! dan Positif!
Bersyukur karena semua yang terjadi sudah yang terbaik bagi kita; karena kita sudah memiliki 3 hal yang penting (lahir sebagai manusia, masih hidup, mengenal Buddha Dhamma); maka selalu berpikir positif dan merasa puas, menerima kenyataan dan mengambil hikmah dari semua yang terjadi.
Kebahagiaan terletak pada kemampuan kita untuk bersyukur.
"KALAU KEBAHAGIAAN BISA DIBELI, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka
tapi yang bisa membuat seseorang bahagia itu adalah DIRINYA SENDIRI
mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal"
-Bhante Tejanando-
Bagi kita yang ingin bahagia, berapa mampu kita mensyukuri apa yang sudah kita miliki. Adalah kemampuan mensyukuri semua nikmat yang telah dimilikinya. Sadarilah kalau kita sudah kaya.
Rahasia Hidup Bahagia
Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolt Merckle orang terkaya di Jerman tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.
Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson penyanyi terkenal USA tidak akan meminum obat tidur sehingga over dosis.
Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G Vargas presiden Brazil tidak akan menembak jantungnya.
Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marlin Monroe artis cantik USA tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga over dosis.
Jika kesehatan dapat membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa dokter terkenal di Prancis tidak akan membunuh dirinya akibat acara di telivisi.
Ternyata bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, BUKAN ditentukan oleh seberapa Kayanya, Tenarnya, Cantiknya, Kuasanya, Sehatnya, atau Sesukses apapun hidupnya.
Tapi yang bisa membuat seseorang itu BAHAGIA adalah kemampuannya MENSYUKURI semua nikmat yang telah dimilikinya.
Berfikir positif; merasa puas; mencari hikmah; menerima kenyataan.
Syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik
Dirangkum oleh: Lij Lij
Related Postview all
Cap Go Meh & Magha Puja Selalu Beriringan
Tradisi perayaan Tahun Baru Imlek yang biasanya dirayakan oleh etnis Tionghoa ditutup dengan perayaan Cap Go Meh (malam ke-15) saat bulan purnama yang menandakan berakhirnya tahun baru ... [Selengkapnya]
Membina Keluarga Bahagia dalam Jalan Dhamma
Beranjak dari pengalaman susahnya, penderitaan dalam perkawinan maka Mom Brenda membagi cerita bagaimana jika kita tidak berada dalam Jalan Dhamma, bagaimana kita bisa bahagia. To the ... [Selengkapnya]
Magha Puja 2562 BE / 2019 - Vihara Sasana Subhasita
Namo tassa bhagavato arahato sammÄsambuddhassa. (3x) Sabbapapassa akaranamku salassa upasampadasacittapariyodapanametam buddhana sasanam. Khanti paramam tapo titikkhanibbanam paramam ... [Selengkapnya]
Memperoleh Kekayaan Mulia
Namo tassa bhagavato arahato sammÄsambuddhassa (3x) -Orang bijaksana tetap hidup bahkan jika ia harus kehilangan harta bendanya, tetapi orang yang memiliki harta benda tanpa kebijaksanaan ... [Selengkapnya]
Menjadikan Imlek Lebih Bermakna Tahun Ini
2 SUDUT PANDANG TAHUN BARU IMLEKI. Mitologi - cerita legenda tahun baru imlekPada jaman dahulu kala di negeri China, hiduplah sesosok makhluk bernama Nian (baca: nien). Bentuk tubuhnya ... [Selengkapnya]