Hingga Akhir Waktu
Puja Bakti Umum
Minggu, 18 November 2018
Vihara Sasana Subhasita
Sharing Dhamma: Ananta Kandaka
Tema Dhamma: Hingga Akhir Waktu
Sharing narasumber dalam poses mencari jati diri menemukan 'agama' yang sesuai dengan keyakinan.
Sejak kecil karena lingkungan sekolah mengarahkan untuk beragama 'K'.
Bagi seorang anak kecil yang belum memahami banyak hal, bertanya kepada gurunya 'Apa untungnya masuk agama K??'
Sang guru menjawab bahwa jika masuk ke agama K maka kalau sudah mati bisa masuk surga; dan di surga bisa bertemu dan minta apapun yang kita mau (ibu guru yang baik, orangtua yang baik, mainan, permen, coklat).
Jadi untuk mendapat semua itu harus mati dulu??
Tidak perlu mati dulu sech, yang penting kita percaya pada 'Tuhan' maka di dunia ini kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Jika kita berdoa pada 'Tuhan' maka kita akan 'dikasih'.
Betulkah demikian??
Masuk agama K tanpa mengetahui makna agama sebenarnya. Hanya merasa bahwa dengan masuk agama tersebut bisa lebih santai (hari jumat tidak ada pelajaran karena ikut kegiatan agama tersebut sementara teman-teman yang tidak masuk agama K masih harus belajar).
Jadi yang dirasakan adalah bahwa agama itu 'enak-enakan';
- ketika datang disambut dengan ramah
- duduk di sofa
- mendengarkan ceramah
- pulang
Hingga saat masuk perguruan tinggi; belum tau rasa syukur, menganggap bahwa kuliah hanyalah kewajiban yang harus dijalani tanpa mengetahui bahwa banyak orang yang tidak memiliki kesempatan untuk sekolah.
Saat itu mulai terpikir, mengapa banyak orang menderita, banyak terjadi tragedi, mengapa ada orang miskin...
Pertanyaan ini dijawab seorang teman bahwa penderitaan terjadi karena 'tidak kenal Tuhan'
Jawaban tersebut memberi inspirasi untuk membuat banyak orang percaya pada Tuhan dengan cara 'menjala domba tersesat' yaitu mereka yang tidak beragama K; dimulai dengan umat Buddha di sebuah vihara di sekitar tempat tinggalnya.
Sampai ketika mengalami hal-hal mistis; ingin mengusir 'makhluk halus' dari rumahnya dengan berbagai cara namun tidak berhasil bahkan hampir mencelakakan dirinya sendiri. Pada akhirnya datang ke Vihara yang dulu pernah dijadikan tempat untuk 'berburu domba'. Di Vihara tersebut didapat penjelasan bahwa 'makhluk halus' tersebut tinggal 1 alam dengan manusia, dan menempati rumah-rumah yang huni oleh manusia. Mereka juga ingin hidup aman tak terusik seperti hal nya manusia.
Hal yang dapat dilakukan adalah dengan pelimpahan jasa. Romo dari Vihara tersebut datang ke rumahnya untuk membacakan Paritta dengan mengundang para Dewa dan pelimpahan jasa kepada 'makhluk tak kasat mata' tersebut. Ternyata berhasil.
Pada akhirnya menimbulkan rasa ingin tau lebih mengenai Agama Buddha.
Mulai dari membaca Paritta; Pancasila sampai dengan Karaniya Metta Sutta.
Disinilah hati bergetar menyadari bahwa Agama Buddha ini adalah agama yang benar-benar penuh dengan cinta kasih, tanpa kebencian kepada semua makhluk.
Juga dalam Abhiṇha-paccavekkhaṇa Pātha ada 5 hal yang harus kita renungkan kerap kali:
1. Tua
2. Sakit
3. Mati
4. Anicca
5. Karma
Menyadari bahwa ke 5 hal ini terjadi pada diri kita sendiri. Seberapa dalam kita memaknai 5 Dhamma tersebut. Apa yang harus kita lakukan jika kita sendiri yang mengalami usia tua, sakit, mati, anicca, karma.
Abhiṇha-paccavekkhaṇa Pātha mengajarkan kita untuk tidak melekat.
Saat itulah moment memutuskan untuk berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Dalam Dhammapada 182; Sang Buddha mengajarkan bahwa:
"Sungguh sulit untuk dapat DILAHIRKAN sebagai manusia
Sungguh sulit KEHIDUPAN manusia
Sungguh sulit untuk dapat MENDENGARKAN DHAMMA
Begitu pula, sungguh sulit MUNCULNYA seorang BUDDHA"
Kita pasti tidak akan menyia-nyiakannya jika itu UANG; tetapi mengapa kita menyia-nyiakan WAKTU kita??
Berapa lama waktu yang kita miliki??
Perkiraan umur rata-rata manusia 70tahun
70tahun x 365= 25.550 hari
Jika umur kita saat ini 35tahun maka sisa waktu kita (70-35tahun) x 365= sisa 12.775hari.
Jika umur 50tahun maka sisa waktu 7.300hari.
"Ajje va kiccaṁ ātappaṁ, ko jaññā maranaṁ suve'ti"
Berusahalah hari ini juga, siapa tau kematian ada di esok hari.
- Bhaddekaratta Sutta -
Kita bisa meninggal kapan saja. Gunakanlah waktu kita untuk menjalankan Dana, Sila, Samadhi. Jadilah orang yang bermanfaat bagi banyak orang.
Harta kekayaan dapat dicari. Waktu tidak akan bisa terulang. Kesempatan tidak akan datang 2x.
Manfaatkan setiap waktu dan kesempatan untuk menjadi berkah bagi semua makhluk hingga akhir waktu..
..sebelum kematian mengetuk pintu kehidupan kita.
Jangan ada penyesalan di akhir nafas ini. Penyesalan atas apa yang tidak kita lakukan, selagi masih ada kesempatan di saat ini.
Nikmati setiap hembusan nafas..
Nikmati hidupmu..
Jangan mati sebelum hari kematianmu..
Kebahagiaan sejati terletak pada rasa syukur.
Bersyukur dan hiduplah
'Live Every Moment' Hiduplah setiap saat.
Oleh karena itu, selagi kita masih memiliki waktu dan kesempatan bernafas sebagai manusia, gunakanlah kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menjadi berkah bagi sebanyak-banyaknya orang.
Juga, selagi kita masih memiliki kesempatan belajar Dhamma, gunakanlah kesempatan itu untuk menjalankan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari, baik Dana, Sila, dan Samadhi.
🍀Semoga Buddha Dhamma lestari..🙏🏻
Dirangkum oleh: Lij Lij
Related Postview all
Sungguh Beruntung Terlahir sebagai Manusia
"Kiccho manussapatilābho, kicchaṁ maccāna jīvitaṁ" "Kicchaṁ saddhammassavanaṁ, kiccho buddhānaṁ uppādo’ti." "Sungguh sulit untuk dapat terlahir sebagai manusia, ... [Selengkapnya]
Kisah Seorang Buta
Kisah Seorang Butaby: YM. Bhikkhu Sri Paññavaro Mahatera Di suatu desa kecil, hidup seorang buta yang tidak bisa melihat sama sekali meskipun samar-samar.Kemana-mana selalu ... [Selengkapnya]
Empat Istri
Kisah Inspiratif - 4 Istri Empat Istri Pada zaman dahulu, ada seorang pedagang kaya yang memiliki ... [Selengkapnya]
Kiat Menuju Sukses
Kita sebagai manusia umumnya memiliki keinginan untuk: 1. Hidup kaya & bahagia 2. Mati masuk surga Dhamma Ajaran Sang Buddha tidak hanya diperuntukkan untuk para Bhikkhu ... [Selengkapnya]
Menyambut Kehidupan dengan Hati Terbuka
Ketika kita ditanya 'How are You?' Apa kabarmu?? Kebanyakan dari kita akan menjawab: I'm Fine / Saya baik. Tetapi apakah itu mencerminkan kondisi kita yang sebenarnya?? Apakah kita benar ... [Selengkapnya]